Ayam potong 14
Jarum jam menunjukkan angka dua dini hari, ketika aku terjaga, begitu banyak rencana di kepalaku mungkin itulah salah satu sebab aku terbangun lebih awal dari biasanya.
Hari itu milad suamiku yang ke 50 satu persatu rencana yg sudah rapi ku rancang berjalan mulus seperti apa yang aku inginkan dari ambil pesanan kue ultah, beli buah, ngepel rumah sampai pergi ke pasar yang tak jauh dari tempat tinggal kami, semua kulakukan sendiri karena saat itu suami ku sedang berada di luar kota dan pulang 1 jam sebelum hajatan kecil ala- ala kami di mulai.
Tiba di pasar aku segera menuju ke lapak ayam potong langganan ku, 2 kilo ya pak ujar ku kepada bapak penjual ayam..tidak menunggu lama ayam bersih 2 kilo potong 14 sudah ada ditangan ku, aku segera bergegas meninggalkan pasar dengan tangan penuh dengan bahan belanjaan untuk membuat tumpeng ultah suami ku.
Berat sekali ayam ini pikirku sambil melihat bungkusan ayam sebelum masukkan ke bagasi motor ku, dan benar sesampai di rumah ayam yg tadi kubeli ada 2 bungkus, aahhh... si bapak salah ngasih bungkusan, terlintas di benakku rasa kasihan ke pedagang ayam itu mungkin inilah untungnya jualan hari ini batinku, tapi ini sudah jam 11 tak mungkin aku harus balik kepasar lagi untuk bayar ayam itu.. sudahlah pikir ku.nanti kapan hari aku bisa ketemu bapak penjual ayam itu lagi.toh kalau berlebih ayamnya bisa disimpan di kulkas.
Seminggu berlalu, akun pun datang untuk membayar sebungkus ayam yang terbawa oleh ku hari itu, " pak.., sapa ku. Iya Bu..balasnya, mau beli ayam berapa kilo ? tanya nya padaku .bukan beli tapi mau bayar sebungkus ayam yang terbawa kerumah minggu lalu timpal ku.."oowh terimakasih ya buu" ujar nya dengan raut wajah sumringah penuh makna.
Penulis : Lita Rinaldi (DWP Kemenag Kota Pekanbaru)
Posting Komentar untuk "Ayam potong 14"