Belum Siap Kehilangan
Nada dering telepon genggamku berbunyi mengusik kekhusukanku bercengkrama dengan sang Pengasih. Kuraih benda pipih itu, tertera kata ayah dilayarnya. Timbul tanda tanya di hatiku, ada apakah gerangan. Tak pernah ayah menelponku di saat magrib begini. Segera ku angkat panggilan tersebut.
Ku dengar suara yang berbeda dari seberang sana. Suara laki-laki memang, tapi bukan ayahku. Kaki ku lemas seketika mendengar kabar kalau ayah mengalami kecelakaan. Kondisinya parah tutur laki-laki itu, dan ia memintaku untuk segera datang ke rumah sakit. Baru saja meletakkan ponselku di atas nakas, benda itu kembali berbunyi. Kali ni panggilan dari adik bungsuku.
Isak tangisnya membuat pikiran ku kacau. Ia mengatakan kondisi ayah kritis, sepeda motor yang dikendarai ayah ditabrak oleh orang yang tak bertanggung jawab. Tubuh rentanya tergilas ban mobil, 3 tulang rusuknya patah sehingga membuat limpanya hancur. Bukan itu saja bibir ayah terbelah dan pipi kanannya rusak. Malam ini juga ayah harus dioperasi.
Ya Allah, bagaimana mungkin aku bisa segera mungkin ke rumah sakit, jarak antara kota tempat tinggalku amatlah jauh dari kampung halamanku. Aku ingin bersama ayah. Tolong selamatkan ayahku ya Allah, aku belum siap kehilangan.
Posting Komentar untuk "Belum Siap Kehilangan"