Vaksin
Data karyawan yang akan divaksin tersusun di atas mejaku. Senin pagi akan diantar ke puskemas yang tak jauh dari kantor. Jarot kuminta untuk membawa berkas ke puskesmas. Antrian panjang kulihat di puskesmas. Untungnya karyawan di kantor sudah didata dengan baik dan rapi. Tinggal menunggu panggilan.
Antrian panjang dengan berbagai reaksi pasien yang akan divaksin bermacam-macam. Ada yang santai, cuek dan wajah penuh kecemasan. Ada rasa takut dengan benda kecil yg tajam, takut diinjeksi, disuntik.
Aku mengamati tingkah polah mereka sambil tetap bermain dengan gawaiku. Masih banyak masyarakat kita yang abai dengan prokes. Petugas puskesmas selalu mengingatkan pengunjung tetap jaga jarak, gunakan masker. Petugas secara bergantian memanggil nama pengunjung. Antrian berkurang, namun dilanjutkan dengan antrian yang lain.
Petugas puskesmas memanggil nama Dodi, pemuda berbadan tegap dan gagah mendekati meja petugas vaksin. Ada gurat kecemasan diwajahnya. Mata Dodi tak lepas dari jarum suntik yang dipegang perawat. Ketika perawat memegang lengannya, Dodi langsung meloncat dari kursinya sambil berteriak histeris. Satu ruangan terkejut dan serempak tertawa.Dodi yang berbadan tegap itu ketakutan dengan melambaikan tangannya menolak jarum suntik perawat. Lelaki yang kelihatan macho dengan gerakan gemulai itu akhirnya pasrah dipegang 3 orang satpol PP untuk disuntik vaksin covid-19. (lasia Kabran)
Posting Komentar untuk " Vaksin"