LEPAS 1
Pukul 12.00 Wib jam istirahat siang, aku bergegas menuju lift dengan tujuan ke Mushala dan dilanjutkan makan siang di kantin kantor. Cuaca kotaku panas, keinginan untuk makan siang di luar ku urungkan. Aku masih berdiri di depan pintu lift menunggu antrian, begitu pintu lift terbuka aku dikagetkan dengan kemunculan wanita itu di pintu lift lantai 7. Dia yang selalu membuat aliran darahku terhenti. Aku gugup ketika dia mengaggukan kepalanya dan tersenyum dengan tatapan mata indahnya.
Aku masih menyelesaikan sedikit lagi pekerjaanku. Tepat pukul 4 sore sepulang kantor, aku berjanji dengan bu Langit untuk mengambil mobilnya di bengkel dan berharap semua selesai. Aku tak ingin terlambat menjemputnya di lantai tiga. Dia inginnya tepat waktu kalau lewat dari pukul 4,batalkan saja ucapnya ketika jumpa di lift tadi siang.
Dalam perjalanan menuju bengkel aku tak punya bahan pembuka bicara, dia wanita yang sepintas lalu kelihatannya jutek dan terlalu kaku memualai percakapan. Kesan kakunya seketika hilang, dia bercerita dengan suara renyahnya dan gelak tawa yang menyemarakkan hatiku. Tanpa terasa kami sudah tiba dibengkel. Dia dengan cekatan turun dari mobilku menuju Panjul pemilik bengkel, aku menyusulnya melihat pintu mobilnya. Kelihatan dia sangat senang dengan hasil kerja Panjul. Semua yang dikerjakan panjul kubayar lunas. Aku menuju mobilku, dan menghidupan mesin mobilku, dan apesnya mesin mobilku tak hidup, akhirnya mobil kutinggal di bengkel Panjul, aku berfikir akan dapat tumpangan bu Langit , namun dia menjalankan kendaraannya didepanku dengan melambaikan tangan. (Lasia Kabran)
Apakah "aku" menjadi "Awan" ataukah "Bumi"? Mari kita nantikan kelanjutan cerita ini. ^^
BalasHapus