Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BUKAN CINTA BIASA

 

Jendela ruang praktik kubuka, dan kubiarkan semilir angin menyapa wajahku. Senja yang gerah, buliran keringat membasahi keningku, AC mati. Kulihat kendaraan baru datang menuju parkir kantorku.Wanita paruhbaya turun dari kendaraan roda empat, cukup mewah menurutku.

Ketukan pintu karyawanku tak membuatku beranjak dari jendela. Kupersilahkan tamuku duduk, kulihat ada guratan kesedihan dimatanya. Senyum manis masih menghiasi wajahnya yang terawat baik, anggun dan manis, belum banyak keriput diwajahnya. Dia memulai percakapan dengan mengeluhkan kondisi kesehatannya. Beberapa dokter menyatakan tidak ada penyakit yang mengkhawatirkan. Rima mendatangi praktekku karena anjuran sahabatnya, ya. Rima nama wanita yang kulihat sangat tersiksa dengan perasaannya.

Dengan tegar Rima menyampaikan keluhannya padaku, kegundahannya ditinggal suaminya yang pindah tugas ke provinsi lain. Empat tahun berlalu, suaminya tidak memberikan kabar, hanya sebulan sekali menelepon dan berkabar dengan anak-anaknya. Ketika kutanya bagaimana dengan kebutuhan sandang pangannya? Semua dipenuhi, bahkan lebih dari cukup andai tak dikatakan mewah. 

Perempuan yang tegar, tetap menjalani kariernya dan mengurus anak-anaknya yang mulai beranjak remaja. Kulihat dia mengeluarkan album kecil dari tas tangannya, disodorkannya padaku, kulihat foto anak lelakinya yang tampan, dan gadis manis yang kulihat wajahnya mirip Rima. Lembar terakhir kulihat foto pria berperawakan gagah dan brewokan, sepertinya dia yang kulihat bergandengan mesra dengan Aris paienku yang mencoba untuk sembuh. (Lasia Kabran)

5 komentar untuk "BUKAN CINTA BIASA"

  1. Kelanjutannya gmn Buk?
    Gimana nasib Rima sekarang.?

    BalasHapus
  2. Bisa menjiwai macem2 profesi kakaqu iniih..😘 jd larut membacanya..klo lbh panjang bs lupa wktu nih kak..😊

    BalasHapus
  3. Gantung buuu...lanjutin donkπŸ˜…πŸ˜πŸ˜πŸ˜

    BalasHapus